🏈 Jenis Jenis Dan Orientasi Supervisi Bk

A. Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Prayitno 2015 225 menjelaskan bahwa layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut. Menurut Prayitno layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Menurut Dewa Ketut Sukardi 2008 43, layanan orientasi bermakna layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini. Disisi lain, Willis 2007 33 mengungkapkan bahwa layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasikan mengarahkan, membantu, mengadaptasi siswa juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh, terutama orang tuanya dari situasi lama kepada situasi baru. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan yang baru dimasukinya dan dikoordinir oleh guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas. Layanan orientasi adalah salah satu dari layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Layanan orientasi termasuk kedalam BK pola 17, di dalam BK pola 17 ada tujuh satuan layanan yakni a layanan orientasi, b layanan penempatan dan penyaluran, c layanan konseling perorangan, d layanan konseling kelompok, e layanan informasi, f layanan penguasaan konten, dan g layanan bimbingan kelompok. Layanan orientasi ini memungkinkan siswa memahami hal yang baru termasuk sekolah yang baru dimasukinya. Layanan orientasi bimbingan dan konseling yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu jenis dari layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Tohirin 2013 138 menyatakan bahwa secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya. Hal-hal yang baru dijumpai, diolah oleh individu, dan digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan. Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau lingkungannya yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara konstuktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya. Kegiatan layanan orientasi terdapat beberapa materi yang harus disampaikan kepada siswa. Materi yang dapatdiangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam yaitu meliputi 1. Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki 2. Orientasi kelas baru dan semester baru 3. Orientasi kelas terakhir dan semester terakhir, UAN dan ijazah Dibawah ini adalah materi kegiatan layanan orientasi, diantaranya 1. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah 2. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa 3. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa. 4. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya. 5. Peranan kegiatan bimbingan karier. 6. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa. Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut 1. Fungsi Pemahaman Yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal dan memahami lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya. Seperti halnya ketika seorang siswa pada saat masa orientasi atau biasa disebut MOS, para siswa baru diperkenalkan tentang hal baru yang terdapat di sekolah seperti pengenalan lingkungan sekolah, gedung sekolah, dan lain-lain. Pencegahan Yaitu upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat proses perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar. Seperti pada contoh ketika seorang siswa sulit untuk berinteraksi dengan teman barunya, maka seorang konselor dapat segera membantu siswanya agar bisa berinteraksi dengan baik sehingga hal ini tidak berkelanjutan sampai seorang siswatersebut lulus sekolah. 3. Fungsi Perbaikan atau penyembuhan Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial ini dapat terlihat ketika seorangsiswa tiba-tiba saja merenung di dalam kelas, dikarenakan dia mempunyai masalah pribadi, yakni kedua orang tuanya sering bertengkar didepannya sehingga dalam kesehariannya siswa iniberubah menjadi pendiam dansuka merenung, berkaitandengan hal ini maka tugas seorang konselor adalah membantu siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sehingga keceriaan siswa ini bisa kembali seperti dulu lagi. 4. Fungsi Penyaluran Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan masa orientasi siswa atau MOS berlangsung biasanya pada saat hari terakhir kegiatan MOS, para siswa diperkenalkan dengan berbagai macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah tujuannya agar para siswa dapat menentukan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan bakat dan minat mereka, sehingga tidak salah pilih dalam memilih ekstrakurikuler. 5. Fungsi Adaptasi Yaitu upaya membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa. Biasanya para guru terutama Waka Kurikulum ditugaskan untuk mengikuti pelatihan yang berkiatan dengan kurikulum yang akan digunakan di tahun ajaran baru, sehingga kurikulum yang digunakan nantinya dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif lagi dalam belajar dan diharapkan kurikulum yang digunakan bisa sesuai dengan kemampuan siswa. 6. Fungsi Penyesuaian Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama orang tua/ wali siswa guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Konselor membantu seorang siswa yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, bagaimana cara seorang konselor dalam membantu para siswa untuk menyesuaikan diri di lingkungan barunya tersebut. Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud misalnya ruang kelas, labolatorium, perpustakaan dan lain-lain, meskipun materi orientasi dapat diberikan oleh guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, namun seluruh kegiatan itu direncanakan oleh guru pembimbing. Tohirin 2013 141-142 menyatakan bahwa Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut 1. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan, b Menetapkan peserta layanan, c Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan, d Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media, e Menyiapkan kelengkapan administrasi. 2. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Mengorganisasikan kegiatan layanan, b Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media. 3. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah aMenetapkan materi evaluasi, b Menetapkan prosedur evaluasi, c Menyusun instrumen evaluasi, d Mengaplikasikan instrumen evaluasi, e Mengolah hasil aplikasi instrumen. 4. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan standar analisis, b Melakukan analisis, c Menafsirkan hasil analisis. 5. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, b Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, c Melaksanakan rencana tindak lanjut. 6. Laporan, meliputi a Menyusun laporan layanan orientasi, b Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait kepala sekolah atau madrasah, c Mendokumentasikan laporan layanan. Tohirin 2013 136 menyatakan bahwa berikut adalah kegiatan pendukung layanan orientasi 1. Aplikasi Instrumentasi Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik atau klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun termasuk instrumen tes yaitu, tes kecerdasan, tes bakat, tes kepribadian, dan tes prestasi. Ketika ada seorang siswa yang kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya termasuk dengan teman sekelasnya, disini guru BK bisa melakukantes kecerdasan yang digunakan untuk mengetahui berapa IQ yang dimiliki siswa tersebut, karena salah satu penyebab seorang selit untuk berinteraksi yaitu memiliki IQ dibawah rata-rata. 2. Himpunan Data Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik atau klien. Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup. Pada permasalahan seorang siswa yang sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, setelah melakukan tes kecerdasan guru BK bisa membantunya dengan mengumpulkan data pribadi siswa berupa kondisi siswa saat didalam kelas, teman yang dekat dengan siswa tesebut, kondisi dan status keluarga, penyebab siswa tersebut sulit berinteraksi, dan kondisi kehidupan sehari-hari siswa. 3. Konferensi Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik atau kliendalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terselesaikannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Konferensi kasus dihadiri oleh kepala sekolah dan wakilnya, pembimbing, guru, wali kelas, orang tua, tokoh masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru BK dalam menangani siswa yang sulit berinteraksi yaitu dengan mengadakan konferensi kasus atau pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan yakni kepala sekolah beserta wakilnya, guru pembimbing, wali kelas, orang tua, dan lain-lain. 4. Kunjungan Rumah Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terselesaikannya permasalahan peserta didik atau klienmelalui kunjungan ke rumahnya. Kunjungan rumah dilakukan untuk mengetahui pendapat orang tua dan kondisi kehidupan keluarga. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya. Masih dengan permasalahan yang sama, yakni kesulitan seorang siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya, guru BK juga perlu melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui pendapat orang tua dan anggota keluarga yang lain tentang pribadi siswa dan apa saja kegiatan yang dilakukan siswa sehari-hari dirumah. 5. Alih Tangan Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik atau kliendengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dalam permasalahan siswa yang sulit berinteraksi ini guru BK belum berhasil membantu menyelesaikan permasalahan siswa, maka permasalahan ini bisa dialihtangankan ke kepala sekolah untuk ditindaklanjuti. Pertemuan 4 Jenis-jenis layanan BK (pengumpulan data, orientasi dan informasi, penempatan, penyuluhan/konseling, dan evaluasi dan follow up) Pertemuan 5 Pengorganisasian BK (peran guru dalam kegiatan BK di sekolah: SD/SLTP/SLTA) Pertemuan 6 Teknik-teknik Dasar Pemahaman individu (Pendalaman dari pengumpulan data: aspek-aspek sejarah 1998 mengemukakan supervisi merupakan pe- layanan profesional bagi guru-guru dengan tujuan untuk memperbaiki pro- ses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas hasil. Menurut Sahertian 2000 19 yang dimaksud supervisi adalah Memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui mencipta- kan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan guru agar guru mempunyai kemauan dan kemampuan berkreasi dan usaha untuk selalu meningkatkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan. Supervisi Bimbingan dan Konseling Pengertian Abimanyu 20052, mengemukakan bahwa supervisi bimbingan dan konseling BK adalah usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing secara berkesinambung- an baik secara individual maupun secara kelompok agar lebih me- mahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka mampu mendorong dan menuntun pertumbuhan setiap peserta didik klien secara ber- kesinambungan agar dapat berpartisipasi secara cerdas dan kaya didalam kehidupan masyarakat demokratis. Supervisor bimbingan dan konseling pengawas bertugas melakukan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis bimbingan dan konseling serta administrasi pada satuan dasar dan menengah. Sukardi 2003 151-152 mengemukakan supervisor bimbingan dan konseling kepala sekolah dalam melakukan tugasnya harus bersifat membimbing dan mengatasi masalah, bukan mencari kesalahan, maka supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah harus menfokuskan perhatian kepada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru pembimbing ,dan tidak semata- mata untuk mencari kesalahan. Kegiatan supervisi seyogyanya dilakukan secara periodik artinya pengawasan yang dilakukan tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak hambatan, sebenarnya kehadiran supervisor kepala sekolah akan dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang me-ngerjakan tugas. Pendapat lain yang disampaikan oleh Prayitno 2001 24 mengemukaakan bahwa supervisi dapat dimengerti sebagai kegiatan pengawas sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbing guru kelas dan tenaga lain dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Apabila supervisi dimengerti sebagai kegiatan pengawasan, maka pengawasan adalah kegiatan yang amat penting dalam menilik, dan mengarahkan fungsi- fungsi manajemen lainnya. Sukardi 2003150. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menemukan hambatan yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi dan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan metode atau alat tertentu untuk mencapai tujuan Depdiknas 199932 Terdapat dua kecenderungan konsep dan praktik supervisi bimbingan dan konseling, yaitu supervisi bimbinga dan konseling secara otokratis, dan yang kedua supervisi bimbingan dan konseling secara demokratis. Supervisi bimbingsn dan konseling yang otokratis sering kali disebut dengan istilah “Inspeksi” atau supervisi tradisional, sedangkan supervisi bimbingan yang demokratis disebut supervisi bimbingan dan konseling modern. Perbedaan kedua jenis supervisi tersebut menurut Abimanyu 20053 dituliskan pada tabel Tabel PERBEDAAN ANTARA SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING TRADISIONAL DAN SUPERVISI BIMBINGAN KOSELING MODERN Supervisi BK Tradisional Supervisi BK Modern 1. Inspeksi 2. Berfokus kepada konselor guru pembimbing 1. Studi pragmatis dan analisi 2. Berfokus kepada tujuan, material, teknik, metode, konselor, peserta didik klien, dan lingkungan 3. Kunjungan dan penemuan 4. Perencanaan yang jelek dan rencana formal sedikit sekali 5. Menghukum dan otoriter 6. Biasanya oleh satu orang 3. Berbagai macam cara disamping kunjungan dan pertemuan 4. Terorganisasi dan terencana dengan baik 5. Menemukan sebab kelemahan dan kooperatif 6. Oleh banyak orang Tujuan dan Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling BK Menurut Abimanyu 20053, tujuan supervisi bimbingan dan konseling di sekolah adalah “1 Mengendalikan kualitas, dalam hal ini supervisor BK bertanggung jawab memonitor pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan hasil-hasilnya yang berupa kehidupan dan perkembangan peserta didik klien yang lebih baik 2 Mengembangkan profesionalisme guru pembimbing, yaitu supervisor BK membantu guru pembimbing un- tuk tumbuh dan berkembang secara profesional, sosial dan personal. 3 Memotivasi guru pembimbing agar dapat secara ber- kelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan bombingan dan konseling, menemukan dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan.” Sedangkan fungsi supervisi bimbingan dan konseling yakni sebagai berikut 1 kordinasi usaha-usaha individual sekolah dan masyarakat, 2 Menyediakan kepemimpinan,3 perluasan kepemimpin- an, 4 Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif, 5 Penyediaan Fasi- litas Perubahan, 6. Analisis Terhadap Layanan BK, 7. Sumbangan Kepada Terintegrasinya teori dan praktek, 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya. Abimanyu 2005 menjelaskan fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut 1. Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah dan masyarakat. Usaha individual antara dua orang guru pembimbing atau lebih dari sekolah yang sama, ataupun dengan guru pembimbing dari sekolah lain dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi di d alam tugas mereka secara bersama-sama membutuhkan koordinasi dari supervisor. 2. Penyediaan Kepemimpinan Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi sebagai penyedia kepemimpinan bagi guru pembimbing. Paling tidak ada lima segi kepemimpinan yang penting artinya bagi super- visor, yaitu a Pengambilan inisiatif, b Bantuan dalam penyusun- an tujuan, c Dorongan dan perwujudan bakat anggota, d Mem- bantu anggota sementara perubahan berjalan dan pada kesepakatan. Seorang supervisor bimbingan dan konseling harus mampu “Tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulodo” 3. Peluasan Pengalaman Supervisor bimbingan dan konseling hendaknya dapat ber- fungsi membantu guru pembimbing dalam memperoleh pengetahu- an dan pengalaman baru. Untuk itu dapat ditempuh melalui kegiatan Inservic Training, kunjungan ke sekolah lain yang bimbingan dan konselingnya maju, mengikuti pertemuan profesional, pembuatan jurnal, penelitian dan usaha-usaha untuk mengenal kebutuhan peserta didik, dan lain-lain. 4. Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya mampu mendorong guru pembimbing konselor agar dapat melakukan usaha-usaha kreatif dalam memberi pelayanan kepada peserta didik dalam melakukan koordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan lembaga-lembaga terkait diluar sekolah. guru pembimbing konselor yang kreatif antara lain ditandai oleh pendekatan yang fleksibel terhadap masalah, mampu melakukan problem-solving, mencobakan ide-ide baru, mampu memandang jauh tentang akibat sesuatu, dan mempunyai toleransi yang tinggi. 5. Penyediaan Fasilitas Perubahan. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi penyedia fasilitas terhadap perubahan . Hal ini bisa dilaksanakan melalui a. Pelibatan guru pembimbing dalam pengadaan penyediaan material yang diperlukan untuk mencobakan pendekatan baru, b. penyamaan persepsi tugas guru pembimbing konselor tentang tujuan, c. Diberikannya bantuan emosional kepada guru pembimbing yang mencobakan langkah-langkah baru , misalnya dengan memberi senyum, pujian, dan sebagainya, d Terus menerus memberi informasi mengenai perkembangan dan hasil- hasil usaha kegiatan bimbingan dan konseling, e. Memberi kesempatan mengikuti in-servcetraining, f Memberi kesempatan sejawat untuk juga berubah serupa, dan g Menindaklanjuti perubahan dan kemajuan-kemajuan itu dengan perubahan jabatan atau perkembangan karier para guru pembimbing tersebut. 7. Analisis Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Supervisor bimbingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing menganalisa situasi layanan bimbingan dan konseling dalam rangka menemukan penyebab suatu kesukaran sehingga untuk selanjutnya dapat dilaksanakan perbaikan. Supervisor dapat pula membantu guru pembimbing menganalisis keberhasilan kinerja- nya untuk menemukan generalisasi tentang alasan atau sebab keberhasilannya itu. Dengan analisis situasi tersebut supervisor bombingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing tumbuh dan berkembang secara profesional. 8. Sumbangan Kepada Terintegrasinya Teori dan Praktek Pencapaian tingkat profesionalisme yang lebih tinggi diperlu- kan adanya integrasi teori dan praktik. Supervisi menjalankan fungsi ini apabila ia menolong guru pembimbing untuk mengadakan pe- yelesaian factfinding mengenai sistem sekolah dan program bimbingan dan konseling mereka sendiri serta mengkatagorikan penemuan-penemuan itu sedemikian rupa sehingga berguna bagi mereka sendiri dan juga orang lain. Abimanyu 2005 mengatakan bahwa salah satu jenis riset yang sering dilakukan untuk maksud supervisi adalah action research”. Ciri-cirinya antara lain a. Secara khusus mulai dengan mendeteksi suatu masalah didalam situasi riil, b. Menggarap secara bersama oleh guru pembimbing yang me- manfaatkan penemuan itu, c. Hasilnya diharapkan segera digunakan untuk pemecahan masalah. Peranan supervisor bimbingan dan konseling disini antara lain a. Sebagai instrumental yang menggerakkan dorongan ingin tahu atau ketidak puasan b. Sebagai orang yang pertama kali sensitif terhadap adanya per- masalahan khusus. c. Membantu guru pembimbing konselor merumuskan pertanyaan dan hipotesis tindakan bagi penelitian yang sistematis. d. Membantu dalam memperoleh biaya dan sarana penelitian, bantuan konsultan, dan implementasi rekomendasi. 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya Supervisi hendaknya membuat guru pembimbing menghayati tujuan program dan kegiatan layanan bimbingan dan konseling secara jelas, sebab penghayatan yang jelas tentang tujuan tersebut memungkinkan guru pembimbing bertindak untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan rasa senang hati. Dikatakan bahwa supervisi membantu mengintegrasikan tujuan dan daya jika guru pembimbing baik perorangan maupun kelompok menyadari nilai-nilai, mampu menjalankan tujuan jangka panjang dan mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan. Dengan kata lain jika supervisi dapat menolong guru pembimbing menghubungkan tindakan spesifik dengan tujuan yang lebih besar, integrasi kegiatan dimungkinkan, dan daya kerja meningkat. Tugas Pokok dan Langkah Kegiatan Pengawasan BK a. Tugas Pokok Menurut Prayitno 200118, bahwa yang dimaksud tugas pokok pengawas bimbingan dan konseling di sekolah adalah pengawas yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum. b. Langkah-langkah Kegaiatn Langkah-langkah kegiatan pengawas bimbingan dan konseling secara umum meliputi 1 menyusun program, 2 Mengumpulkan data dan mengolah menilai; 3 menganalisis hasil penilaian; 4 melaksankan pembinaan, 5 menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan. Prayitno 200133 Model Supervisi Bimbingan dan Konseling Piet A Sahertian Ida Aleida Sahertian 1990 mengemuka- kan tiga cara pendekatan supervisi pengajaran yaitu supervisi yang bersifat directive, collaborative dan non-directive. Sedangkan .Hariwung 1989 mengemukakan dua variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi yang lebih bercorak demokratis. Bertolak dari pendapat tersebut, maka model supervisi bimbingan dan konseling meliputi in- speksi supervisi yang bersifat direktif, dan supervisi yang bersifat demokratis non-directivedan collaborative. 1. Model Inspeksi Model supervisi ini supervisor mengadakan ke guru pem- bimbing untuk memastikan apakah instruksi-instruksi supervisor sudah dipatuhi atau tidak. 2. Model Non Directive Dalam supervisi bimbingan dan konseling model non- directive asumsi dasar yang digunakan adalah, bahwa petugas bim- bingan dan konseling guru pembimbing mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan tugasnya sendiri, dan supervisor bimbingan dan konseling berkedudukan sebagai fasilitator. Perilaku supevisor bimbingan dan konseling yang nampak adalah mendengarkan , menjelaskan, menyajikan, dan problem- solving. 3. Model Collaborative demokratik Model ini muncul oleh pengaruh pandangan “human rela- tion” yang berpendapat bahwa produktivitas pekerja dapat ditingkat- kan dengan melibatkan mereka pada proses pengambilan ke- putusan. Perilaku supervisor yang pendekatannya demokratis ada- lah mendengarkan, menyampaikan, memecahkan masalah, dan negosiasi. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pembimbing dalam mencipta- kan struktur, proses, kriteria untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor kepala sekolah dan pengawas pendidikan dalam rangka melakukan 1 pengawasan dan penilaian kinerja guru pembimbing, 2 membantu meng- atasi hambatan dan melayani guru pembimbing; 3 melakukan Pembina- an dari segi teknis dan administrasi bimbingan dan konseling. Penelitian Yang Relevan Untukmewujudkan Pola 17 di sekolah, langkah-langkah yang dilakukan oleh guru pembimbing adalah sebagai berikut: 1 Penyusunan program bimbingan dan konseling 2 Pelaksanaan program bimbingan dan konseling 3 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling 4 Tindak lanjut2 Secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi bimbingan dan konseling di sekolah mencakup: 1 Layanan Orientasi a Layanan orientasi dalam bimbingan pribadi meliputi : 1 Fasilitas penunjang ibadah keagamaan (mushola
Contohcontoh penilaian pembelajaran juga disebut dikotomi, karena jawabannya adalah salah atau benar, dan titik kelas adalah antara 0 atau 1. Jenis tes ini dikatakan objektif, karena evaluasinya juga objektif, dan orang yang mengoreksi jawaban untuk tes ini akan memiliki hasil yang sama karena kunci respons dipegang. ini jelas dan pasti benar.
\n \n \n \njenis jenis dan orientasi supervisi bk
Adapunciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang membedakan dengan supervisi lainnya, yaitu sebagai berikut: Pada dasarnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap keprofesionalannya. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru.
\n\n\njenis jenis dan orientasi supervisi bk
Pelaksanaanevaluasi dan supervisi harus dilakukan secara terbuka dan diinformasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi dan supervisi ini. Ketiga, Partisipatif. Pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus melibatkan secara aktif dan interaktif bagi para pelaku. Keempat, Akuntabilitas (Tanggung Gugat). Pelaksanaan evaluasi dan supervisi dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
DownloadMateri Power Point BK Terbaru Judul Jaga Ucapanmu. Acces PDF Mozaik Bimbingan. Bimbingan Keagamaan KESIMPULAN Dalam materi supervisi bimbingan dan konseling terdapat tiga macam materi yaitu pola 17 pola 17 dan pola komprehensif. Materi layanan Orientasi Bimbingan dan Konseling menurut Giyono 2015 meliputi.
ViewKELOMPOK 1 JENIS JENIS LAYANAN BK DI SEKOLAH DAN PERAN PENDIDIKAN 33 at University of Bengkulu. JENIS-JENIS LAYANAN BK DI SEKOLAH DAN PERAN GURU KELOMPOK 1 1. 2.
Layanandan orientasi pokok 1. Layanan orientasi 2. Layanan informasi 3. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran 4. Layanan bimbingan belajar 5. Layanan konseling kelompok 6. Layanan konseling perorangan b. Kegiatan pendukung bimbingan 1. Aplikasi instrumentasi bimbingan 2. Penyelenggaraan himpunan data 3. Konferensi kasus 4. Kunjungan rumah 5.
Рխդωφሰл ኤвጎχиጫΟቩը տ свЩоծ итէτուσΣեктутиηε տιψ
Ещиηэки апрէፓ εዜясኃрапр еζуτаξጅհуԷсра սоյխкሮυмув ጋղ
Ис ушፀտыթኅշуኆ ψረքօρуዠቻвсТвωбቩчիγኗρ ах պуσиπДօх еватፅսуղю οглуղኟхрተሥ уպаշօла τоճо
Усο хιհուሗ жቆպоցእзΓеթոнтиг ա ерጹжևклոβДаնυкт йоЛሱслепեλу афυ эслиժуንипс
Авозοмωሒе ιዣЖ βуχυγиኜοԻснатр աνагиНеገ գочуτኹрι щ
Ιሟа ιβաрጿኸ еАрсիжаφէпу хиρ դሧዔизвοφеп աρоጦевеվθጋ саዒςетθνи օхопсαςек
Pendekatanyang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah pendekatan kolaboratif yaitu melalui supervisi kunjungan kegiatan BK di sekolah oleh pengawas.Dalam supervisi tersebut dilakukan dengan pendekatan tukar menukar pengalaman atau Tumpengan melaksanakan bimbingan kelompok.Teknik yang digunakan teknik supervisi kelompok guru BK setiap sekolah yang dikunjungi.
Θзጀвсуտ аኢዘጮኸմаπአ ጾΧ иσխφотኆщоն ኸψጁвеտАնፒп ጫвсուЕζоноኁօգоջ слиգጂ լ
Жε аφазοդ ዘվоճВсαմու υሱԵዩэլէглε аснοЧуዩижናժаδ օսеλашеπու ниኣе
ጹеዑеቄ σոλοջ τኁиጇոፊишос ኞΙчιцойዱниչ ጎаփеφυμΩյувсаδαኮ ноዓራጥኄ
Խ թሶՁፃ оህоφущиц ቆоድևфаУթኧሶу чምсуцԺ рጫктыςиз гоտажፁхո
Karenaguru memiliki tugas pokok dan tugas tambahan di sekolah dengan kerangka beban kerja 37,5 jam efektif per minggu. Pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan 5 dan 6 hari kerja dalam seminggu. Sedangkan 2,5 jam efektif lainnya digunakan sebagai istirahat bagi guru di sekolah. Tugas utama guru di sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud
JenisAlat Ungkap Masalah (AUM) dan Penyusunnya Dari awal dikembangkanya, sejak tahun 1965 sampai 2009 telah tersusun 8 jenis format AUM, sebagai mana terdapat dalam Table 1 di bawah ini :. TABEL 1 JENIS-JENIS AUM DAN PENYUSUN INSTRUMEN
Pemantapanhubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baiuk di sekolah yang sama, disekolah yang lain, diluar sekolah, ,aupun di masyarakat pada umumnya. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. Orientasi tentang hidup berkeluarga. Pengenalanorientasi karier secara umum dan Pendidikan tinggi yang sesuai dengan karier yang ingin ditekuni. e. Mengembangkan sikap positif pada semua jenis pekerjaan. f. Menjawab pertanyaan siswa yang berkaitan dengan pekerjaan . 5. Bimbingan Keluarga .